Páginas

Rabu, 29 Agustus 2012

Ditilang niye!

Tadi pagi sewaktu naik-naik sepeda di daerah Urip (kuatku naik sepeda, rumah dimanaaa gowesnya dimanaaa), saya melihat ada orang naik motor yang ditilang polisi.

Orang ditilang pasti ada alasannya. Entah mungkin ada kesalahan yang dibuatnya, entah orangnya yang salah atau motornya yang salah (eh?). Sama seperti hati yang ditilang. Mungkin hatinya ditilang karena orang itu salah. Salah karena terlalu baik, salah karena terlalu cakep, salah karena terlalu awesome, dll. Kayak saya ini, selalu salah. Makanya banyak yang tilang. Tilangin hati aku Masss!! Borgol akuuu!

Berbicara mengenai masalah ditilang menilang, saya pernah kena tilang. Bukan saya pribadi sih. Tapi kami semua yang berada di dalam mobil.

Malam itu, malam dimana saya sudah balik ke rumah dari posko KKN. Naik mobil sewaan, mobil kijang. Seharusnya saya balik tanggal 13 Agustus 2012, tapi saya curi start dan baliknya tanggal 12 malam. Saya sengaja mengambil waktu malam karena kalo saya balik siang pasti saya akan buka puasa di tengah jalan, mengingat mobil yang dinaiki jika pulang sesuai jadwal adalah roller coaster (baca: truk tentara), makanya saya tak ingin balik sesuai jadwal. Wahahaha.

Sidrap sudah dilewati, Pare-pare sudah kutempuh, Barru yang panjang sudah kusebrangi, masuk ke Pangkep, jalan, jalan dan jalan kemudian ada mobil dengan lampu disko warna-warni, warnanya merah dan biru. Karena sudah jam 12 malam, jadi mobil tampak samar-samar. Pas dilihat lebih dekat, ternyata mobil polisi. Dan ada kode-kode tangan yang menyuruh mobil kita untuk berhenti.

Kemudian saya aya panik! Saya melihat papan sekolahan. Yah kita masih di Pangkep. Gelap. Suram. Hening. Lampu disko-disko tetap menyala. Oh Tuhan! Saya masih muda dan belia, kenapa diumur segini saya harus ditangkap polisi? Saya cuma duduk di samping supir tidak ngapa-ngapain! Huaaaa -_-

Pak Supir Kijang keluar, kemudian doski ke mobil polisi having conversation with them, and me? Still gemetaran semacam ada ikat pinggang vibrator di perut. Ibu yang duduk di belakang juga ikutan panik pake bahasa bugis. Lalu ada satu pak polisi yang tidak terlalu cakep menghampiri kami.

Saya berdoa dalam hati. Ini Pangkep. Saya panik. Saya tidak punya keluarga disini dan ini sudah jam 12 malam. Sesuatu. Saya pikir kita akan masuk diborgol di kantor polisi. Saya mulai mikir macam-macam sama mobil ini, jangan-jangan ada yang diselundupkan atau apa -_-

Ternyata setelah diberitahu kepada Pak Polisi, mobil yang kita naiki berplat hitam, dan itu ilegal. Okesip mobil ilegal ada kemungkinan kita juga ilegal. Ahahahaha. Dan Pak supir pun kembali ke kursi panas di mobil dengan wajah lega dan membawa surat tilang. Yah mobil ditilang, tapi diijinkan untuk membawa pulang dulu 2 orang ini (saya dan ibu di belakang) ke Makassar lalu Pak sopir kembali lagi ke kantor polisi *Pukpuk Pak sopir.

Fiuh! Hampir lagi masuk koran. Dan alhamdulillah saya sampai dengan selamat tapi kaki masih shuffle dance -_-

Yah pesannya yah, kalo gak mau ditilang yah jangan bikin kesalahan, tapi namanya manusia yah pasti nda luput dari kesalahan.

Oke makasih sudah mau membaca. Wassalam :)

Tidak ada komentar: