Páginas

Minggu, 17 Februari 2013

cerita lima meja

Di sebuah warkop di kota kecil, ada beberapa meja dan kursi yang tersusun saling berhadapan. Dinding berwarna merah dihiasi beberapa pigura foto dan kipas angin yang menggeleng-geleng pelan ke kanan dan kiri, cukup tenang di hari Minggu ini. Ada beberapa orang yang mengisi meja dengan berbagai ceritanya.

sumber: weheartit.com
MEJA 01
Ada seorang perempuan berbaju biru, memesan es teh manis, dengan headset beruang menutupi telinganya, terlihat sedang mengangguk-ngangguk menikmati musik. Selain es teh dia juga menikmati wifi yang disediakan oleh warkop, dengan laptop ukuran 14 inchi dia menjelajahi dunia maya. Sesekali membuka facebook, twitter, webstagram serta gmail. 

Perempuan ini manis, sepertinya single, tidak! dia mengenakan cincin di jari manis tangan kirinya, mungkin saja sudah punya tunangan. Perempuan ini selain melihat laptop, dia juga mengecek handphonenya sambil senyum-senyum, sesekali mengangkat telpon dan marah-marah tidak jelas. Cukup aneh memang. Perempuan ini sepertinya sedang galau. Yah, mungkin saja. Jika mengangkat telpon dia marah-marah, jika mengetik dia tersenyum.

Lima menit kemudian, dia melepas cincin di jari manisnya, menaruhnya dalam dompet dengan hati-hati. Dan lima menit kemudian dia dihampiri oleh seorang laki-laki yang lumayan tampan memakai kaos abu-abu, dipeluknya laki-laki itu, dan dia tersenyum. Yah, senyum yang sama saat ia mengetik di hapenya. 

MEJA 02
"Jadi kalo Anda sudah mencapai target dan menggaet beberapa orang, Anda akan naik level dan bisa mendapatkan kapal pesiar, Pak, jadi tak salah jika ada investasi disini, tidak rugi" kata seorang laki-laki mengenakan kemeja rapi kepada seorang bapak yang berkepala botak di tengah dan disisinya diisi oleh rambut tipis berwarna abu-abu. Bapak tersebut terlihat mengangguk-ngangguk sambil menatap katalog yang diberikan oleh lelaki tersebut dan sesekali bertanya dan memasang wajah pengharapan. Lalu 10 menit kemudian mereka bertukaran nomer hape dan berjabat tangan

"Tuhan, maafkan hambamu telah menipu lagi, daripada aku mati tidak makan, Tuhan" ucap laki-laki berkemeja itu dalam hati saat meninggalkan warkop sambil membuka sim card di hapenya dan membuangnya ke got.

"Mama, Anak-anakku, semoga usahaku ini bisa membahagiakan kalian" kata bapak dalam hati sambil menaruh dompetnya ke dalam kantong celana. Dompet yang tadinya tebal, sekarang menipis.  


MEJA 03
"Ah kita kalah!", "Iya! Saya sudah mati-matian menghabiskan uang saya demi kandidat ini! ujung-ujungnya tidak naik juga", "Betul, Bung! Sekarang di saat seperti ini dia tidak melihat kita lagi! Hah, janji-janji saja!"

Terdengan suara-suara ribut dari meja ini. Lalu, mereka terdiam. Ada 3 orang bapak-bapak yang sepertinya seumuran sedang membicarakan hal serius. Yang satu meneguk kopi, yang satunya bermain tab dan satunya membaca koran. Mereka hening.

"Saya menyesal meninggalkan pekerjaan lama saya demi pemilihan ini"
"Istri dan anakku saya tinggal lama ke luar kota demi ini"
"Uang ku habis karena ini"

Lalu mereka terdiam membisu. Menatap ke arah televisi, dimana sedang ada acara pelantikan bupati sebuah kabupaten. Yah, bupati yang dilantik bukanlah seseorang yang mereka dukung.

MEJA 04
keterangan: P untuk Perempuan, dan L untuk Laki-laki, tidak ada B dicerita ini, yaitu Bencong.

P: Kita putus saja!
L: Loh kenapa?
P: Kamu terlalu sibuk dengan urusan ini itumu.
L: Aku sibuk itu demi kita!
P: Tapi, sesekali kamu sms aku.. telpon aku.. tanya kabar aku.. Aku sudah capek kamu cuekin.
L: Terserahlah jika itu maumu, yang jelas ini demi kita. Kita berdua makan dan minum pake duit, bukan pake cinta. Sesekali kamu mengerti aku.

Laki-laki meninggalkan perempuan. Perempuan terdiam, keluarlah air mata dan membasahi pipi, mengambil hape dan mengetik sesuatu. Lima menit kemudian, laki-laki tadi kembali mengajaknya tersenyum, membereskan barang dan mengajaknya pulang. Tak lupa, ia menggandeng tangan perempuannya.

MEJA 05
Yah, inilah mejaku. Saya perempuan tidak terlalu cantik, sibuk dengan skripsi, sibuk dengan cinta dan sibuk dengan segalanya bahkan semua orang pun saya sibuki. Es batu di gelas sudah meleleh, jari jemari menari di atas keyboard, ada layar putih bernama microsoft word dan bertuliskan "Bab 3" di dalamnya. Yah, ini aku.. Sang pejuang skripsi yang menanti kelulusan tiba. 
***

Hatiku bukan warkop, kau datang padaku untuk cari colokan dan koneksi, setelah puas kamu pergi...

Wassalam.


4 komentar:

Unknown mengatakan...

sebenanrnya di meja ke empat itu semuanya gara' sya krna dia selingkuh dgn sya.

Alvidha Septianingrum mengatakan...

ahahahahahahah :)))

amalinafitrah mengatakan...

Drama skali adegannya kakak. :O

Ganbabatte for your skripsi ^^v

Alvidha Septianingrum mengatakan...

maklum saya suka drama drama, hahahhaa
amin makasih sudah membaca