Pagi
itu di kelas Studi Kasus Public Relations, saya dengan berani mengangkat tangan
kanan saya “Pak! Saya ambil kasus Universitas *tiitt* dan Penyebaran Narkoba” kemudian Pak
Dosen menyetujui kasus saya dan “Oke! Kamu jadi Humasnya Universitas *tiit*” (nama
institusinya saya samarkan yah, hehehe!). Yah, diantara semua mata kuliah yang
pernah saya pelajari, sepertinya mata kuliah Studi Kasus ini yang sifatnya “PR
BANGET!”. Fiuh setelah sekian lama!
Menjadi Humas sepertinya adalah tugas yang cukup sulit. Menghadapi
eksternal dan internal sebuah institusi, harus ramah dan senyum setiap saat
kepada orang-orang, humble dan
santai-santai serius, serta harus siap menerima omelan dari atasan, bawahan,
samping, kiri dan kanan. Belum lagi
pemberitaan di media yang kadang bengkok sana bengkok sini yang bisa membuat
kepala seorang Humas bisa meledak cetar-cetar membahana.
Walaupun di mata kuliah ini kita hanya seolah-olah menjadi seorang Humas
atau Public Relations, tapi bagi saya ini adalah kerjaan yang cukup berat.
Mengapa saya katakan berat? Karena kebetulan saya magang di Humas Unhas dan
hampir tiap hari saya melihat Pak Humas. Hahaha. Sudah 2 bulan saya magang
disana, dan of course sudah pasti
mengenal beliau. Mulai dari beliau panik, riang gembira, stress dan lain-lain. Jadi,
saya menyimpulkan kalo saya akan menjadi seperti beliau. Hahahaha, dan itu
adalah tugas yang cukup berat, pemirsa!
Dan setelah mengkaji lebih jauh *tsah! Sebelum kita menjadi humas untuk
sebuah institusi, hendaknya kita menjadi humas untuk diri kita sendiri dulu.
Menjaga citra diri sendiri di beberapa orang, walaupun tetap “just be yourself” adalah motto terbaik,
namun terkadang ada beberapa hal yang kamu harus sembunyikan dari beberapa
orang, seperti jika kamu suka kentut sembarangan, yah ditahan saja dulu.
Tenang! Orang yang mencintaimu adalah orang yang menerima dirimu apa adanya
tanpa citra ini itu *lagi kumat bijaknya.
Menjaga citra diri dibarengi dengan menjadi diri sendiri memang adalah 2
hal yang sulit dilakukan secara bersamaan. Kadang kita ingin berhura-hura loncat-loncat kegirangan
namun ada sesuatu yang membuat kita harus jaga image. Tralala trilili. Yah pintar-pintarnya kita sajalah bagaimana
mencampurkan keduanya.
Dan kini saya sedikit pusing bagaimana memecahkan kasus yang saya ambil
ini. Menjadi Humas sebuah tempat yang diyakini sebagai sarang penyebaran
narkoba. Ibaratnya seperti kamu memiliki seorang pacar cakep yang dikenal
banyak orang namun ternyata dia adalah seorang pengedar narkoba. Antara
membelanya dan membuatnya menjadi lebih baik atau lari meninggalkannya. God bless me and this homework. Wassalam
J