Saya mohon maaf karena sebulan lebih tidak menghampiri blog, sudah berbagai macam debu bermukim di blog ini, mari membersihkan sebelum kalian bersin-bersin. Ngepost blog langsung dari Karawaci, maklum selain suasana yang tenang ada juga dukungan sinyal wifi rumahan yang cukup kencang sehingga hasrat untuk menulis blog makin menjadi, maklum kalo lagi stay di Mampang bawaan untuk menulis nihil, mungkin lingkungannya yang amat sangat Texas dan ribut jadi membuat kita susah berkonsentrasi (alesan, padahal emang mager, preet!)
Malam ini tidur saya tidak terlalu nyenyak, merem melek kayak kuntilanak, jalan mengelilingi rumah di tengah malam, nonton TV ganti-ganti channel dan seterusnya. Dan pagi ini mood untuk melakukan apa-apa sangat tidak ada, namun Papa datang menghampiri "Romeo mu tuh diurus..." , dan tiba-tiba mata saya tertuju pada box plastik kotak berisi air dan ada sesuatu yang bergerak di dalamnya, yap.. seekor kura-kura yang kuberi nama Romeo. Please jangan tanya mengapa kuberi nama Romeo, tadinya ingin kuberi nama Fernando, Aliando, Ronaldo, atau apapun yang berakhiran O, tapi nama Romeo-lah yang menang.
Romeo sang Kura-Kura |
Sebenarnya dulu (jaman SMP) di Makassar saya juga memelihara kura-kura, ada sepasang kuberi nama Budi dan Ani (oke.. my bad, saya memang tidak pandai memberi nama pada hewan peliharaan), tapi Budi dan Ani menghilang dikarenakan banjir yang sempat melanda Makassar, untuk Budi dan Ani dimanapun kalian berada, saya merindukan kalian.
Saya mulai mengagumi hewan kura-kura dari kecil, saat membaca dongeng Kura-kura Vs Kelinci, kalian pasti tau kan? Kelinci dengan lagak sombongnya yang begitu yakin akan memenangkan marathon (kalo mereka hidup sekarang, sepertinya mereka ikut marathon color run gitu deh), dan kura-kura tetap rendah hati, selow tapi memikirkan strategi. Hingga di hari H, tak disangka tak diduga, dipikir Sang Kelinci yang menang, ternyata Kura-kura adalah juaranya. Mengapa? Kura-kura dari segi fisik memang tak juara seperti kelinci yang cepat, kura-kura lambat.... tapi kura-kura memiliki strategi yang tak dipikirkan oleh kelinci yaitu melakukan estafet dengan kawan kura-kura lainnya. Dari sanalah saya ngefans dengan kura-kura dan mengambil kesimpulan bahwa "Hidup ini harus punya strategi untuk mendapatkan goal yang diidam-idamkan". Kura-kura memang jalannya pelan, tapi dia berjalan maju dan pasti.
Saya kadang suka ngetok-ngetok tempurung kura-kura saya, iseng, hehe. Dan setiap saya ngetok, dia langsung bersembunyi di dalamnya dari situlah saya menarik kesimpulan "apapun ancaman yang ada di luar sana, rumah memang adalah tempatmu akan kembali karena rumah adalah tempat berlindung". Jadi, kalau ada masalah atau ancaman kembalilah ke rumah sambil berpikir strategi penyelesaian masalah tentunya, jangan sampai balik ke rumah hanya diam duduk bengong.
Kura-kura juga merupakan hewan yang bijak, walaupun saya tidak pernah mendengar Romeo berbicara layaknya Mario Teguh, bijak menurutku disini adalah, apapun kelakuannya ada pelajaran yang bisa dipetik. Yah, itulah beberapa alasan saya ingin memelihara Romeo.
Semoga Romeo bisa berkembang menjadi kura-kura yang besar, jika Romeo sudah besar mungkin akan kunikahkan di KUA tapi saya belum ada niat untuk menikahkan dia, Romeo masih sering ngambek dan childish, susah makan dll, baru disapa langsung masuk ke tempurung, atau mungkin Romeo adalah sosok yang pemalu seperti pemiliknya (kalo pemiliknya mah bukan pemalu, tapi malu-maluin). Atau mungkin Romeo membutuhkan Juliet? Kalau begitu apakah saya harus membawa Romeo ke Italia dan menemui Juliet yang berasal dari keluarga Capulet? *preeet *keseringan baca roman hahaha.
Yaudah ah, saya capek bahas Romeo hahaha, bahasa Romeo-ku aja gimana? Ngook. Intinya, hiduplah seperti kura-kura, selow pelan tapi banyak strategi untuk mencapai goal. Bismiilah. Btw, kalian melihara hewan apa? Share juga dong! Hehehe.
Terima kasih sudah membaca, salam kura-kura.
Wassalam :)