Kemarin tanggal 30 Agustus 2012 adalah hari magang perdana saya.
Magang dimana cyin? Saya magang di Kantor Humas Universitas Hasanuddin. Mihihihi. Kuliah di Unhas, magangnya juga di Unhas. Something banget! :D
Alhamdulillah bisa diterima di kantor itu tanpa proses yang berlika-liku. Terima kasih untuk sahabat saya, Meike. Karena dia yang mengajak saya ke ruangan humas pada hari itu, jadi saya kena racci'2nya. Lagian Kepala Humas itu PAnya Meike, jadilaaaah saya resmi jadi anak magang. NBSK! Nda Bisa Ku :')
Dan enaknya magang disitu, 2 staff Pak Kepala Humas yaitu 2 senior saya di Kosmik, Kak Anni dan Kak Kiki jadi tidak terlalu clumsy dan kaku saya disana.
Hah! Wish me luck. Harus terbiasa naik lift *ruangannya di lantai 4 gedung rektorat Unhas. Tangkis mi itu kalo mau naik tangga. Yah, setidaknya tempat magang saya ini sesuai dengan program studi yang saya ambil yaitu Public Relations jadi saya bisa lihat kerja-kerja anak PR itu seperti apa disini.
Harus juga mengorbankan 1 yang penting, waktu bersama teman-teman selama 2 bulan ini. Hiffuuh! Seperti kemarin, teman2ku sudah makan siang, saya baru keluar dari kantor, pzzz pzzz.
Oke! Doakan saya yah! Semoga bisa keep fighting selama 2 bulan ini menjadi anak-anak magang di Unhas. Cuit cuit! Wassalam :)
Jumat, 31 Agustus 2012
Rabu, 29 Agustus 2012
Ditilang niye!
Tadi pagi sewaktu naik-naik sepeda di daerah Urip (kuatku naik sepeda, rumah dimanaaa gowesnya dimanaaa), saya melihat ada orang naik motor yang ditilang polisi.
Orang ditilang pasti ada alasannya. Entah mungkin ada kesalahan yang dibuatnya, entah orangnya yang salah atau motornya yang salah (eh?). Sama seperti hati yang ditilang. Mungkin hatinya ditilang karena orang itu salah. Salah karena terlalu baik, salah karena terlalu cakep, salah karena terlalu awesome, dll. Kayak saya ini, selalu salah. Makanya banyak yang tilang. Tilangin hati aku Masss!! Borgol akuuu!
Berbicara mengenai masalah ditilang menilang, saya pernah kena tilang. Bukan saya pribadi sih. Tapi kami semua yang berada di dalam mobil.
Malam itu, malam dimana saya sudah balik ke rumah dari posko KKN. Naik mobil sewaan, mobil kijang. Seharusnya saya balik tanggal 13 Agustus 2012, tapi saya curi start dan baliknya tanggal 12 malam. Saya sengaja mengambil waktu malam karena kalo saya balik siang pasti saya akan buka puasa di tengah jalan, mengingat mobil yang dinaiki jika pulang sesuai jadwal adalah roller coaster (baca: truk tentara), makanya saya tak ingin balik sesuai jadwal. Wahahaha.
Sidrap sudah dilewati, Pare-pare sudah kutempuh, Barru yang panjang sudah kusebrangi, masuk ke Pangkep, jalan, jalan dan jalan kemudian ada mobil dengan lampu disko warna-warni, warnanya merah dan biru. Karena sudah jam 12 malam, jadi mobil tampak samar-samar. Pas dilihat lebih dekat, ternyata mobil polisi. Dan ada kode-kode tangan yang menyuruh mobil kita untuk berhenti.
Kemudian saya aya panik! Saya melihat papan sekolahan. Yah kita masih di Pangkep. Gelap. Suram. Hening. Lampu disko-disko tetap menyala. Oh Tuhan! Saya masih muda dan belia, kenapa diumur segini saya harus ditangkap polisi? Saya cuma duduk di samping supir tidak ngapa-ngapain! Huaaaa -_-
Pak Supir Kijang keluar, kemudian doski ke mobil polisi having conversation with them, and me? Still gemetaran semacam ada ikat pinggang vibrator di perut. Ibu yang duduk di belakang juga ikutan panik pake bahasa bugis. Lalu ada satu pak polisi yang tidak terlalu cakep menghampiri kami.
Saya berdoa dalam hati. Ini Pangkep. Saya panik. Saya tidak punya keluarga disini dan ini sudah jam 12 malam. Sesuatu. Saya pikir kita akan masuk diborgol di kantor polisi. Saya mulai mikir macam-macam sama mobil ini, jangan-jangan ada yang diselundupkan atau apa -_-
Ternyata setelah diberitahu kepada Pak Polisi, mobil yang kita naiki berplat hitam, dan itu ilegal. Okesip mobil ilegal ada kemungkinan kita juga ilegal. Ahahahaha. Dan Pak supir pun kembali ke kursi panas di mobil dengan wajah lega dan membawa surat tilang. Yah mobil ditilang, tapi diijinkan untuk membawa pulang dulu 2 orang ini (saya dan ibu di belakang) ke Makassar lalu Pak sopir kembali lagi ke kantor polisi *Pukpuk Pak sopir.
Fiuh! Hampir lagi masuk koran. Dan alhamdulillah saya sampai dengan selamat tapi kaki masih shuffle dance -_-
Yah pesannya yah, kalo gak mau ditilang yah jangan bikin kesalahan, tapi namanya manusia yah pasti nda luput dari kesalahan.
Oke makasih sudah mau membaca. Wassalam :)
Orang ditilang pasti ada alasannya. Entah mungkin ada kesalahan yang dibuatnya, entah orangnya yang salah atau motornya yang salah (eh?). Sama seperti hati yang ditilang. Mungkin hatinya ditilang karena orang itu salah. Salah karena terlalu baik, salah karena terlalu cakep, salah karena terlalu awesome, dll. Kayak saya ini, selalu salah. Makanya banyak yang tilang. Tilangin hati aku Masss!! Borgol akuuu!
Berbicara mengenai masalah ditilang menilang, saya pernah kena tilang. Bukan saya pribadi sih. Tapi kami semua yang berada di dalam mobil.
Malam itu, malam dimana saya sudah balik ke rumah dari posko KKN. Naik mobil sewaan, mobil kijang. Seharusnya saya balik tanggal 13 Agustus 2012, tapi saya curi start dan baliknya tanggal 12 malam. Saya sengaja mengambil waktu malam karena kalo saya balik siang pasti saya akan buka puasa di tengah jalan, mengingat mobil yang dinaiki jika pulang sesuai jadwal adalah roller coaster (baca: truk tentara), makanya saya tak ingin balik sesuai jadwal. Wahahaha.
Sidrap sudah dilewati, Pare-pare sudah kutempuh, Barru yang panjang sudah kusebrangi, masuk ke Pangkep, jalan, jalan dan jalan kemudian ada mobil dengan lampu disko warna-warni, warnanya merah dan biru. Karena sudah jam 12 malam, jadi mobil tampak samar-samar. Pas dilihat lebih dekat, ternyata mobil polisi. Dan ada kode-kode tangan yang menyuruh mobil kita untuk berhenti.
Kemudian saya aya panik! Saya melihat papan sekolahan. Yah kita masih di Pangkep. Gelap. Suram. Hening. Lampu disko-disko tetap menyala. Oh Tuhan! Saya masih muda dan belia, kenapa diumur segini saya harus ditangkap polisi? Saya cuma duduk di samping supir tidak ngapa-ngapain! Huaaaa -_-
Pak Supir Kijang keluar, kemudian doski ke mobil polisi having conversation with them, and me? Still gemetaran semacam ada ikat pinggang vibrator di perut. Ibu yang duduk di belakang juga ikutan panik pake bahasa bugis. Lalu ada satu pak polisi yang tidak terlalu cakep menghampiri kami.
Saya berdoa dalam hati. Ini Pangkep. Saya panik. Saya tidak punya keluarga disini dan ini sudah jam 12 malam. Sesuatu. Saya pikir kita akan masuk diborgol di kantor polisi. Saya mulai mikir macam-macam sama mobil ini, jangan-jangan ada yang diselundupkan atau apa -_-
Ternyata setelah diberitahu kepada Pak Polisi, mobil yang kita naiki berplat hitam, dan itu ilegal. Okesip mobil ilegal ada kemungkinan kita juga ilegal. Ahahahaha. Dan Pak supir pun kembali ke kursi panas di mobil dengan wajah lega dan membawa surat tilang. Yah mobil ditilang, tapi diijinkan untuk membawa pulang dulu 2 orang ini (saya dan ibu di belakang) ke Makassar lalu Pak sopir kembali lagi ke kantor polisi *Pukpuk Pak sopir.
Fiuh! Hampir lagi masuk koran. Dan alhamdulillah saya sampai dengan selamat tapi kaki masih shuffle dance -_-
Yah pesannya yah, kalo gak mau ditilang yah jangan bikin kesalahan, tapi namanya manusia yah pasti nda luput dari kesalahan.
Oke makasih sudah mau membaca. Wassalam :)
Langganan:
Postingan (Atom)